Khawla Garden 30

Thursday, August 30, 2007

Tempe


Mumpung lagi summer, yang pengen belajar bikin tempe, inilah saat yang paling tepat.. temperatur bersahabat banget. Untuk Jeng Nila, yang ditempat tinggalnya tidak ada tempe, kayaknya patut dicoba deh...

Bahan:
1 kg kedelai
1 sdm ragi tempe

Cara membuat:
1. Rendam kedelai semalam, cuci bersih. Rebus selama kurang lebih 2 jam menggunakan panci biasa. Dinginkan.
2. Kupas kulit arinya, cuci bersih kemudian rebus lagi sampai matang (kurleb 1 1/2 jam).
3. Keringkan kedelai yang sudah matang dengan cara di angin-anginkan.
4. Masukkan dalam baskom, campur dengan 1 sdm ragi, aduk rata.
5. Masukkan dalam kantong plastik, isi 3/4 dari ukuran plastik. Tusuk-tusuk kantong plastik di beberapa bagian menggunakan tusuk gigi. Letakkan dalam ruangan yang cukup sirkulasi udaranya
6. Biarkan selama 3 hari. Tempe siap di olah kembali.

Wednesday, August 15, 2007

Indonesia Harus Berubah


Menjelang peringatan Tujuhbelasan dimana 62 tahun silam hal tersebut adalah sesuatu yang AMAT MAHAL HARGANYA karena harus ditebus dengan gugurnya sebagian elemen warga negara Hindia Belanda (waktu itu), perkenankan saya kiranya untuk sedikit tampil beda dengan manyajikan artikel yang gak ada hubungannya dengan artikel-artikel lainnya selama ini.

Setelah mencapai usia 62 tahun, usia dimana manusia sudah dalam masa pensiun, ternyata Indonesia tetap belum bisa dibilang mapan dalam segala hal baik itu finansial dan mental. Secara makro dan mikro (halah..pangan opo toh iki!) ekonomi Indonesia ternyata masih rentan dengan segala fluktuasi mata uang dolar. Di pasar saham pun setali tiga uang. Ketika Indonesia diprediksi akan menembus Index di atas 2000, ternyata hal itu hanya isapan jempol belaka karena sebagian pengamat juga telah memperkirakan bahwa penguatan bursa saham ini disumbang oleh aliran dana-dana panas sehingga rentan anjlok lagi. Dan ini terbukti ketika kemarin, Rabu 15 Agustus 2007, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun sebesar 6 poin.

Secara mental rohani, Indonesia yang mayoritas beragama Islam, belum juga bisa dibilang sebagai negara yang bermental baja yang siap menghadapi kemungkinan terburuk yang menimpa bangsa ini. Banyaknya kasus bunuh diri sebuah keluarga di tengah himpitan ekonomi keluarga kerap kita jumpai di media-media massa. Banyaknya kasus video porno yang dibuat secara amatir dengan kamera handphone oleh beberapa lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak SMP/SMA hingga Anggota DPR, membuktikan bahwa telah terjadi dekadensi moral yang cukup menguatirkan bangsa ini.

Founding Fathers yang memproklamasikan negara ini tentunya akan kecewa melihat perkembangan bangsa Indonesia sekarang ini. Lalu dimana seh salahnya? Salah urus atau memang Indonesia adalah negara yang susah diurus?

Apakah pengaruh usia suatu negara mempengaruhi?
TIDAK! Negara Mesir dan India merupakan negara yang sudah 2000-an tahun, tapi mereka masih masuk sebagai negara berkembang. Sementara Kanada, Singapura, Australia bisa dibilang negara-negara yang berusia di bawah 150 tahun, tapi mereka saat ini telah menjadi bagian dari negara-negara maju dengan pendapatan per kapita yang tinggi.



Apakah ketersediaan SDA (Sumber Daya Alam) menjamin suatu negara menjadi negara kaya?
GAK JUGA! Jepang merupakan negara korban amukan dalam Perang Dunia II, dan mencapai puncaknya ketika Hiroshima dan Nagasaki hancur lebur oleh bom atom Amerika Serikat. Jepang hanya memiliki daratan yang 80%-nya merupakan daerah pegunungan yang sukar ditanami untuk mengembangkan pertaniannya. Sumber Daya Alamnya pun tergolong sedikit, tetapi kenapa saat ini Jepang bisa jadi raksasa ekonomi terbesar? Jepang diibaratkan sebagai "INDUSTRI TERAPUNG" yang menyerap bahan-bahan baku dari negara-negara luar dan memasok ke negara-negara tersebut dalam BENTUK JADI.
Begitu juga dengan SWISS, negara yang tidak memiliki perkebunan coklat tetapi diakui sebagai negara pembuat coklat kualitas terbaik di dunia. Daratannya hanya 11% yang bisa ditanami. SWISS tidak memiliki cukup reputasi untuk masalah keamanan, integritas dan ketertiban - tetapi saat ini bank-bank di negara pengolah susu terbaik ini menjadi idola bagi seluruh masyarakat kelas atas di dunia.

Apakah karena faktor INTELEJENSI?
Para eksekutif di negara-negara maju yang berkomunikasi dengan rekan kerjanya yang berasal dari negara-negara berkembang sepakat bahwa TIDAK CUKUP SIGNIFIKAN apabila kemajuan suatu negara dikaitkan dengan tingkat kecerdasan.


Lalu dimana letak PERBEDAANNYA?

Perbedaannya ternyata terletak pada ATTITUDE/ sikap perilaku masyarakat negara tersebut yang dibentuk oleh kebudayaan dan pendidikan selama beberapa tahun.

Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara-negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya dalam kesehariannya senantiasa mematuhi PRINSIP-PRINSIP DASAR KEHIDUPAN sebagai berikut:

1. Etika dijadikan sebagai prinsip dasar kehidupan
2. Kejujuran dan Integritas
3. Bertanggung Jawab
4. Patuh pada hukum dan aturan
5. Cinta pada pekerjaan
6. Berusaha keras untuk menabung dan investasi
7. Bekerja keras
8. Menghargai hak/ milik orang lain

Di negara terbelakang/ berkembang, hanya sebagian kecil yang mematuhi Prinsip Dasar Kehidupan di atas. Sebagian besar dari kita KURANG memiliki kemauan untuk menuruti/ mematuhi aturan-aturan Prinsip Dasar Kehidupan tersebut.

Di moment 17-an yang baik inilah saatnya bagi kita untuk berubah. Mulai dari diri kita sendiri, keluarga kita, masyarakat sekitar kita dan Insya Allah kalau masing-masing pribadi telah menerapkan Prinsip Dasar Kehidupan tersebut, Indonesia akan menjadi negara yang maju dengan dukungan Sumber Daya Alamnya yang berlimpah, dengan Sumber Daya Manusianya yang luarbiasa, dan dengan semangat kekeluargaannya yang sangat dikenal sejak dulu!

AYO INDONESIA...KITA MAJU BERSAMA!! Dirgahayu Indonesiaku!