Kupenuhi PanggilanMu

Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar...

Takbir berkumandang di mana-mana, karena di hari ini umat Islam di seluruh dunia merayakan hari rayanya. Idul Adha atau yang dikenal juga dengan sebutan lebaran haji, hari dimana Nabi Ibrahim A.S. melaksanakan perintah Allah SWT untuk mengorbankan anaknya tercinta Nabi Ismail A.S. Lebaran haji ini juga mengingatkan akan betapa beratnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh mereka yang melakukan ibadah haji. Gak cuma material yang tidak sedikit, tapi juga diperlukan kesiapan mental.

Cukup banyak temen-temen yang berangkat haji dari Doha, Qatar. Dari temen kantor ayahnya Dilla ada 5 keluarga (lebih tepat disebut 5 pasang karena mereka berangkat

tanpa membawa anak-anak). Gak kebayang kan betapa tidak teganya meninggalkan anak-anak sendirian (dititipin temen seh), dan harus berangkat memenuhi panggilan Allah. Saya sendiri belom berangkat haji, karena pada tahun 1424 H sewaktu ayahnya mau naik haji, si Sadya masih bobok manis di dalam perut ini. Insya Allah tahun berikutnya bisa kelakon. Amin.

Gak kerasa hari raya Idul Adha telah tiba, kami semua bangun tidur lebih awal karena bakal shalat Ied di Kedubes RI yang makin lama makin sempit aja..he..he... karena makin tahun makin bertambah populasi orang Indonesia yang ke sini.

Jam setengah enam pagi udah siap semua, tapi

kok masih gelap seh?! Setelah nunggu 10 menitan, kami berangkat ke lokasi yang cuman makan waktu 5 menitan. Cuaca dingin sekali (tercatat di termomobil 10 derajat celsius), ditambah angin lumayan kenceng..wwuuussshh..wusshh... tikar-tikar yang udah digelar di halaman KBRI jadi berantakan lagi deh.

Acara secara resmi dimulai jam setengah tujuh. Dan sebelum shalat Ied dilakukan, ada ceramah singkat dari Pak Maktub (Dubes RI) yang isinya mengharukan sekali..hikz..hikz...(yang nangis Pak Maktub loh ini!).
Terny ata beliau sekalian pamitan karena akhir Pebruari nanti bakal dapet job baru dari Pak Bos SBY di Jakarta. Ini terjadi karena Pak Maktub dianggap sukses membuat imej Tenaga Kerja Indonesia di mata internasional menjadi lebih baik. Kiprah beliau dalam ketenagakerjaan memang patut diacungi jempol. Tentunya bagi ibu-ibu yang tinggal di luar negeri (terutama dari Timur Tengah) pernah mengalami perlakuan tidak enak ketika pulang bareng keluarga ke tanah air. Diperlakukan kayak penjahat yang nyolong apa gitu..

Gak cuma di saat kedatangan di bandara CGK, sewaktu kita mau balik ke negeri tempat suami kerja, kita 'direpotkan' lagi oleh sejumlah 'aturan karet' dari DIRJEN Tenaga Kerja & Transmigrasi.Kalo gak ada Surat Rekomendasi DEPNAKERTRANS, jangan harap bisa berangkat meski kita udah confirmed sama maskapai penerbangan yang bakal membawa kita terbang. Aneh emang! Perlakuan kepada mereka yang dijuluki "Pahlawan Devisa" sama bahkan lebih jelek daripada perlakuan kepada KORUPTOR yang menggondol BLBI trilyunan rupiah. Tapi sekarang itu udah masa lalu, ditambah kedatangan Pak SBY ke Doha tempo hari.

Selamat Jalan Pak Maktub, penuhilah panggilan tugas ibu pertiwi demi Allah semata, semoga sukses di posisi yang baru nanti ya, Pak.

Ada yang bagus dari isi ceramah Pak Maktub yang bisa ditengok di sini lho Jeng!